Kamis, 29 Desember 2011

Main berdua sama dia

kemarin,,,
seneng deh maen bareng dia, becanda", ngobrol,
apalagi waktu di angkot, dia ternyata iseng juga, nginjek" kaki, gaada kerjaan bgt wkwkwkwk..
pegangan tangan juga, ah tapi cuma sebentarrr...pengennyasih lama..
satu hal yg ngeselin dr dia, kalo ditanya pasti jawabannya "gatau" atau "terserah" gaada kata lain apa? haha. oiya, kata dia waktu maen kemarin, aku ngeres, hahahaha, padahal dia yg lebih ngeres..
kalo jalan" bareng dia tuh seneng bgt, tp kadang" rasa was" sering menghampiri, takut ada yg kenal trus kepergok pacaran, hadeuh.... kadang ngiri sama temen" yg udah dibolehin pacaran sama ortunya..
saking senengnya jalan sama dia, waktu di angkot ga merhatiin jalan, pasti tiap turun kelebihan, terpaksa balik lagi.tapi gapapa....
jalan" terus bikin tenggorokan kering, yaudah aku beliin dia minum, tapi ga diabisin, padahal dia belum makan, sedangkan saya yg udah makan abiss, siapa yg salah?hahaha
pengen deh sering" kaya kemarin.... :*

Sabtu, 10 Desember 2011

Risalah Cinta Kita


Kekasihku,
Masih ingatkah engkau saat aku bertanya tentang makna sebuah cinta?
Dengan bahasa yang lembut nan penuh makna engkau tuturkan jawaban atas pertanyaanku, kala itu  engkau berkata
“Cinta adalah bunga yang tumbuh ditaman rumahmu, begitu banyak jumlah, jenis dan ronanya yang warna warni hingga membuat hatimu bingung dan bimbang, bunga manakah yang akan engkau petik untuk kau hirup semerbak baunya dan kau hisab manis madunya. Dalam kebimbangan itu engkau berfikir, “Tidakkah lebih baik jika aku petik semua bunga ini dan kutaruh dalam kamarku, jika ia layu tidakkah aku juga masih bisa memetiknya kembali bunga-bunga yang lain”.
Mendengar jawabanmu ini sejenak aku tertegun dan gelisah, kemudian buru-buru aku menjawabnya.
“Kekasihku, aku bukanlah kumbang yang menghisab manisnya madu dari bunga yang satu ke bunga yang lain, dari tangkai yang satu ke tangkai yang lain. Ia tidak hanya menghisab madu tapi juga merusak keindahan sang bunga.
Aku adalah lebah, yang menghisab madu dari satu jenis bunga, satu jenis tangkai. Dengan hati-hati aku hinggap diatasnya. Pertemuan kelopak bunga dengan kepakan sayapku adalah wujud cinta kasihku yang tulus, yang mempertemukan putik bunga dengan benang sari hingga membuatnya berbuah.
Aku kumpulkan madu itu dalam sarang kecilku dan kupersembahkan kepada seorang ratu, ratu itu bernama “CINTA”.
Kali ini engkau yang tertegun, kemudian engkau bertanya lagi kepadaku,
“Mengapa ratu itu bernama CINTA, bukannya bunga?”
“Kekasihku” ucapku kembali, jika ratu itu bernama CINTA maka kasih lebah tidak akan pernah surut, ia mencintai bukan karena keindahan dan keelokannya, juga bukan karena kekuasaannya. Cintanya adalah wujud pengabdian yang seharusnya ia lakukan dan kasihnya adalah kasih yang tulus yang terpancar dari dalam lubuk hati.
Jika Ratu itu bernama bunga maka persembahan cinta sang lebah kepada bunga hanya sebatas ketika bunga itu nampak indah dan tidak layu, ketika bunga itu layu bunga itu dicampakkan dan ditinggalkan.
“lantas bagaimana dengan HAKIKAT CINTA” tanyamu kembali
“kekasihku”, cinta itu laksana maut, ia datang tanpa kita undang dan pergi jika ia harus pergi, cinta yang membara berkobar bagi nyala api yang membakar apapun yang ada disekelilingnya. Ia akan membakar hatimu, melumatnya hingga menjadi kepingan abu.
Cinta juga laksana embun pagi, bening cahayanya menyejukkan hatimu, cinta itu laksana malam keheningannya menghanyutkan kegelisahan hati.
Cinta datang kepadamu laksana anak panah ARJUNA yang menancap dalam dadamu, jika engkau mencoba untuk mencabutnya maka engkau akan terluka dan jika engkau biarkan menancap dalam dadamu maka engkau akan menderita. Derita cintamu berwujud dalam kerinduan yang membara. Tak satupun obat yang bisa menyembuhkan derita ini, dan tak seorangpun mampu mencabut anak panah itu selain sang ARJUNA sendiri.
Kekasihku,
Ketahuilah bahwa tidak semua penderitaan berujung pada kesedihan hati. Penderitaan yang disebabkan kerinduan menumbuhkan kebahagiaan dan kesenangan hati. Kerinduan hati menantikan perjumpaan dengan sang ARJUNA, layaknya pupuk yang menyuburkan bunga-bunga dalam taman rumahmu. Ia yang telah membuatnya tersenyum dan tumbuh berseri.
Perjumpaan dengan sang ARJUNA adalah perjumpaan dua hati, dua jiwa layaknya perjumpaan bunga dengan tangkainya dan awan putih dengan embun pagi.
Kekasihku,
Jika setiap kali perjumpaanku denganmu menimbulkan debaran dalam dadaku, dan menumbuhkan kesan yang mendalam, adakah kata yang lebih indah untuk mewakili ungkapan hatiku, selain kata kerinduan yang membara. Adakah ibarat yang melukiskan perumpaan kebahagiaanku.
Kekasih,
Jika engkau bertanya kepadaku tentang cintaku padamu, maka bertanyalah pada angin dan bercerminlah pada mata air. Sekeras engkau berkata tentang cinta, sekeras itulah rasa cintaku, sebening wajahmu dalam bayang air itu sebening itu pula hatiku.
Jika engkau bertanya seberapa dalam rasa cintaku kepadamu maka bertanyalah pada sang waktu karena hanya ia yang akan mampu menjawabnya. Kedalaman rasa cinta tidak diukur dari seberapa banyak aku memberikan kasihku padamu namun diukur dari seberapa besar arti kasih itu bagimu. Karena hanya sang waktulah yang mampu mengerti betapa berharganya arti cinta kasih itu.

Risalah Harapan dan Ketakutan (Risalat al Raja’ wa al Khauf)

Pertemuan adalah sebuah keniscayaan, layaknya keniscayaan akan penciptaan.
          Pertemuan dua cahaya mata yang disatukan dengan angan dan diikat dengan ikatan kerinduan, menumbuhkan keindahan yang selalu membayangi setiap langkah dua insan yang sedang dimabuk oleh anggur surgawi.
            Lidah mereka telah mencicipi anggur itu dan ingin selalu meneguknya.
      Mimpi dan angan-angan itu adalah ratapan kepedihan dari hati yang tersayat oleh kerinduan.

Perpisahan adalah keniscayaan, layaknya keniscayaan akan pertemuan
          Apa yang engkau takutkan kekasihku?
            Hilangnya rasa kerinduan dari hati ataukah datangnya waktu yang kan memisahkan kita?

Kita Saling Percaya..^^


Kepercayaan adalah dua mata pedang, sisi yang satu dapat engkau gunakan untuk menebas musuh-musuhmu, sisi yang lain dapat melukai hatimu. Engkau percaya hanya karena engkau dapat memutuskan untuk menghianati seseorang atau engkau percaya hanya karena engkau dapat memutuskan untuk melakukan kesetiaan.
            Kepercayaan adalah tragedy yang membutuhkan pengorbanan. Bagaimana seorang  Laila yang menanggung beban penderitaan, memendam rindu dendam pada pujaan hatinya ‘majnun’ Qais, kalau tidak didasari kepercayaan hati akan di pertemukannya cinta mereka. Bagaimana seorang Romeo yang rela meminum racun jika ia tidak percaya pada kematian kekasihnya, Juliet.
            Kepercayaan juga sebuah keagungan, ia dipuja dan disanjung karena keluhurannya. Ia ada karena ketiadaan kecemasan dan keraguan sebuah hati, ia ada karena keteguhan hati akan sebuah kebenaran.
            Kekasihku, kepercayaan cinta adalah nahkoda yang kan membawa serta impian menuju pulau keabadian, yang kan mengarungi samudera dan melintasi bahtera kehidupan.
            Kepercayaan cinta adalah ilalang kecil dari oase ditengah gurun bagi seorang musafir, ia adalah arus keindahan yang mengalir diantara keyakinan dua hati.

Kekasih yang Karena Cintanya, Aku Menduakan Cintaku pada Tuhan

C
inta adalah jiwa misterius yang terus menghantui dan selalu bernyanyi bagi jiwa sepiku. Ia senandungkan kidung-kidung surgawi didepan altar Tuhan saat aku bersimpuh dengan jiwa lemahku.
                Kututup kedua telingaku dan kupejamkan mataku, bayangan tentang keindahan dan alunan lagu itu terus membayangi setiap gerak dan alunan nafasku bahkan hadir dalam setiap mimpi-mimpiku. Kucoba untuk berlari dan berteriak:
                “Tuhan adakah cinta adalah ketertawanan, jika cinta adalah ketertawanan, tawanlah aku dengan cinta-Mu hingga tak ada lagi yang mampu menawanku.
                “Tuhan, jika rindu adalah penderitaan yang tak berujung, jadikan aku dari ujung derita itu hingga kujadikan jalan menggapai rinduku pada-Mu.
                Dengan sisa asa yang ada kucoba untuk terus berlari hingga tak mampu lagi kulangkah kedua kakiku tersungkur diantara pasir gurun nan panas. Kucoba merintih pada Tuhan “berilah aku seteguk anggur dari anggur surgawimu”, “berilah aku setetes air dari oase kasihmu Tuhan”.
                Diantara bayang fatamorgana itu jiwa misterius terus membayangiku, dan berbisik lembut kepadaku, “akulah cinta yang kan membawa cintamu pada Tuhanmu, akulah kerinduan yang kan membawa rindumu pada Tuhanmu, teguklah setetes anggurku maka engkau akan meneguk secawan anggur surgawi Tuhanmu.” 

Kekasih yang Kepadamu Tuhan Menciptakan Keindahan

Kekasihku,
            Tuhan telah mengenalkanku akan keindahan surgawi namun engkaulah yang telah mengajariku akan arti keindahan itu, sesungguhnya tiada perhiasan yang lebih indah menghiasi dunia ini, kekasih yang telah memenjarakan hatiku dibenaknya.
            Keindahan itu adalah mahkota yang menghiasi mata, tatkala kumemandangnya, ia menyejukkan hatiku, dan elok kecantikannya membuat jiwaku bahagia.
            Meski keindahan kata orang adalah terletak pada mata dan hati pemujanya. Keindahan bukanlah hakikat dari keindahan itu sendiri, ia ada karena hadirnya keindahan yang membuat ia indah, hadirnya rasa indah ataupun buruk tergantung dari mana mata dan hati memandang dan dari arah mana pujian ataupun celaan itu dating, namun engkau adalah kesempurnaan keindahan yang diciptakan oleh Tuhan, siapapun yang memandangmu akan terpikat dan terpana.
            Ketahuilah wahai kekasih hatiku, “sesungguhnya Tuhan itu Indah, dan mencintai akan keindahan”, sesungguhnya Tuhan menitipkan keindahan melalui pagi bersama embun-embun yang menetes diantara bunga-bunga, bersama kicau burung yang melantunkan senandung surgawi, bersama rimbun pohon elok nan hijau, bersama air terjun yang mengalir, matahari yang terbit dan tenggelam, dan bersama samudera yang membentang maha luas, Tuhan juga menitipkan keindahan kepadamu, melalui bibirmu yang merekah menawan, bening bola matamu yang menyejukkan pandanganku, alismu yang hitam menjadi pembuluh rinduku, dan bulu matamu nan lentik menggetarkan hatiku.
            Kekasihku, keindahan” itu hanyalah keindahan jasadiah, keindahan fana, keindahan kasat mata sejauh mata memandang.
            Tahukah engkau wahai kekasihku,tentang keindahan yang menyilaukan mata batinku? Keindahan yang menerangi jalan kegelapanku? Ia adalah keindahan ruhaniahmu, keindahan kemuliaan hatimu, keindahan akan kecintaan-mu akan Tuhanmu dan keindahan akan kasihmu  yang tulus kepadaku.
            Kekasih,
            Kulihat keindahan itu saat mataku terpejam, dan tak ada sesuatupun yang mengurangi kesempurnaan keindahan itu saat kubuka kembali kedua mata ini.

Kekasih yang Kepadamu Tuhan Menciptakan Kecantikan

K
etahuilah wahai kekasih hatiku, sesungguhnya kecantikan seorang wanita bukanlah pada pakaian indahnya, elok parasnya, dan lekuk tubuhnya yang menawan, sesungguhnya kecantikan seorang wanita berawal dari keindahan matanya, karena mata adalah jendela hati yang membukakan segala pintu kasih, segala tutur kata yang memikat hati dan perilaku yang menawan. Dari sanalah tercermin cinta yang mendalam dan keelokan budi pekerti.
            Hubungan mata dengan hati adalah laksana hubungan raja dengan tahtanya, yang satu ada karena adanya yang lain, hadirnya tahta karena adanya raja yang menduduki disinggasana kemuliaan. Kemuliaan sebuah tahta diukur dari kemuliaan seorang raja demikian pula  sebaliknya.
            Kasih, mata adalah cakrawala yang melahirkan bahasa hati yang mengungkap segala rahasia yang ada didalamnya. Berbinarnya sepasang mata adalah kata hati tentang kebahagiaan, yang memberikan inspirasi, dan ru bagi jiwa-jiwa yang lemah  untuk sekedar menatap awan dan berharap akan hujan yang membasahi kegersangan relung-relung hati, dan tatapan kosongnya adalah kedukaan.
            Kecantikan sebuah mata tercermin dari kelembutan dan kesejukan pandangan yang melukiskan kecerdasan jiwa dan kelembutan sebuah hati. 

Kekasih yang Pertama Kali Kutatap Matamu, Bergetar Rasa Hatiku

K
utulis risalah ini hanya teruntukmu seorang kekasihku, sehingga mungkin kau pahami diriku atau sehingga mungkin kupahami diriku sendiri. Memahami diri sendiri, tidaklah berarti mamahami diri orang lain. Tetapi jika engkau memahami orang lain maka engkau memahami dirimu sendiri.
     Kekasihku, sang waktu telah datang mengantarkan kita untuk bertemu, bercakap tentang hidup dan cinta. Ia berkisah tentang romantisme percintaan yang tiada duanya didunia ini, jangan engkau samakan percintaan ini dengan kisah cinta si ‘majnun’ Qais dan Laia, atau kisah cinta Romeo dan Juliet. Karena kisah cinta ini tidaklah bercerita tentang tragedi, namun cerita tentang kebahagiaan yang tiada akhir.
      Kekasihku, tiada yang lebih dari sebuah kebahagiaan yang terpancar dari cahaya matamu saat pertama kali kita bertemu, cahaya itu bagai cahaya pertama dari purnama saat menyingsing diantara bayang-bayangku. Keelokannya menggetarkan hatiku dan keindahannya membuai jiwaku. Cahaya itu menjadi satu – satunya petunjuk dan penerang bagi musafir diantara sunyinya gurun, dan senyapnya malam. Tak ada keindahan yang lebih dari keindahan yang ia lihat saat itu. Tak ada kenyamanan hati selain kedamaian yang ia rasakan saat itu, saat cahaya itu menjadi selimut yang melindungi diri dari jahatnya angin dan gelapnya malam.
     Kekasihku, genggaman tangan pertama kali dari genggaman hatimu layaknya genggaman cahaya malam dari semburat mega sore hari. Cahaya itu telah mengusung peraduan yang membuatku terlelap dan terlena. Senyuman pertama dari jiwamu adalah tetesan pertama dari anggur surgawi yang melepaskan dahaga dan rasa letihku.

Kita Jujur dan Berbagi Hati

H
ati adalah jika engkau menangis dan tertawa, jika engkau bersedih dan bergembira. Hati adalah cahaya yang menerangi semesta, kelembutannya membelai daun-daun hingga berbunga karenanya.
            Hati juga adalah awan, kelamnya membuatmu gundah dan kilatan petirnya membakar jiwa.
            Didalam setiap hati ada cinta, kesombongan, kejujuran, dan dusta.
            Jika dihatimu penuh dengan luapan cinta, maka setiap yang engkau tatap dengan kedua matamu adalah wujud keindahan, yang terucap dari kedua bibirmu adalah mantra, dan setiap yang engkau sentuh adalah kelembutan.
            Jika dihatimu adalah benih kesombongan, maka setiap kata yang engkau ucap adalah keangkuhan, setiap jejak langkahmu adalah keserakahan, dan setiap tatapan matamu adalah kehinaan.
            Kejujuran adalah udara pagi yang menyapa daun – daun dan menebar semerbak harum bunga kepada kupu-kupu hingga terpikat karenanya.
            Dusta adalah debu yang menyesakkan rongga nafasmu.

Kita Saling Mengerti dan Menerima Apa Adanya

JikaTuhan menganugerahi kecantikan dan keindahan kepadaku sebagaimana Tuhan menganugerahi wajah yang rupawan kepadamu, kemuliaan sebagaimana kemuliaan keluargamu dan kekuasaan yang berlimpah sebagaimana kekuasaanmu belumlah tentu bahwa engkau akan dengan tulus menerima cintaku.

Ketulusan adalah engkau memberikan tangan kananmu dan kau butakan tangan kirimu. Memberi apa yang seharusnya engkau beri dan menerima apa yang seharusnya engkau terima. Ketulusan bukanlah berlebih tidak pula kurang.

Ketulusan cinta adalah sebuah bahasa hati yang tidak bisa di ukur oleh ruang namun dapat terbaca oleh waktu.

Ketulusan cinta adalah engkau memberikan hatimu tanpa peduli bahwa Tuhan akan mengambil jiwamu.

Ketulusan cinta adalah sepotong lilin, ia memberikan cahaya namun membiarkan dirinya terbakar. Cahaya itu telah menunjukkan jalan bagi kekasihnya. Kekasih yang telah menjadikannya tiada.

Kekasih, ketulusan cinta yang engkau berikan kepadaku adalah nyala api abadi yang selalu memberikan kehangatan disaat aku merasa dingin, menjadi penerang kelamnya jiwaku dan menjadi penghibur kegundahan hatiku.

Doa Seorang Kekasih

Tuhan,
aku titipkan kekasihku
kepada-Mu melalui angin,
biarkan ia berhembus
dalam rongga nafasku
hingga ia memberi kehidupan
melalui mata air embun pagi
lembut hembusannya
membelai jiwaku
membuai padang tandus
menjadi taman surgawi

Tuhan,
aku titipkan kekasihku
kepada-Mu melalui awan,
biarkan ia menjadi peneduh saat terik
dan jadikan ia hujan
saat rinduku dahaga
bening tetesan airnya
mengalir menjadi nadiku
menyejukkan hati dan
membukakan mata

Tuhan,
aku titipkan kekasihku
kepada-Mu melalui bunga-bunga
hindarkan ia dari kumbang yang
kan merusak rona merekahnya
dan jadikan semerbak
aromanya menjadi
pembuluh rinduku
jadikan embun pagi
sebagai pelindung
keelokan hatinya
hingga saat aku memetiknya
dalam jiwaku


Pesan Majnun Pada Kekasihnya .. ^^

Kekasihku,
bila sang waktu yang telah
mempertemukan kita, tak lagi setia
menemani dongeng-dongeng kita,
dongeng tentang cinta dan hikayat manusia
bergegaslah engkau pergi
seiring sang fajar yang
menyambut mentari pagi

dan biarkan aku disini menunggu
hingga ia tak lagi bersinar
di temaram ufuk barat
kekasihku,
bila engkau ragu akan
arah perjalananmu
bertanyalah pada Jibril
yang membawa wahyu Tuhanmu
bertanyalah pada angin
yang kan membawamu hingga
akhir perjalanan
kekasihku,
bila melati kecil yang selalu
kupetik dari tetesan embun pagi
tak lagi mampu memberi aroma
pada kamar tidurmu hingga kau terlelap
biarkan ia layu dan mengering
bila suatu saat dengan setia
ia menemanimu di pelaminan
aku berharap ia membawa kasih
dan kebahagiaan
tetesan embun yang menebar ke altarmu
meski tak lagi aku memetiknya

 

Tentang Seorang Kekasih

Detak jantungku berdebar dengan keras dan tak teratur, kala pertama kali kutatap cahaya matanya. Bening bola matanya memantulkan cahaya surgawi yang ia lukis bayangku disitu. Lembut kelopak matanya  memberikan kenyamanan saat-saat aku dalam kegalauan dan kecemasan yang sangat. Lentik bulu matanya memberikan perlindungan dari guncangan dan angin lara yang akan menerpa jiwaku. Ronanya yang hitam legam memberikan semangat saat aku rapuh dan lelah menjalani hidup ini. Tajam tatapan matanya bagaikan anak panah yang beracun menembus ruang batinku. Kedipan matanya bagaikan halilintar yang menyambar anak sungai hingga ia kering karenanya.  Dan lirikan matanya bagai cahaya purnama yang redup, yang memberikan kesejukan dan keteduhan batin bagi yang memandangnya.
            Keelokan tutur kata yang terucap dari bibirnya yang menawan, memikat hati bagaikan sapaan angin surgawi. Saat kedua bibir itu tersenyum, bagaikan kuncup mawar merah yang merekah. Keindahan dan semerbak aromanya membuatku terpana. Wajahnya yang sempurna memberikan kecantikan yang memalingkanku dari kecantikan yang lain. Kelembutan kulitnya bagai sutra, lambaian tangannya bagaikan kapas yang diterpa angin lirih, yang membuat hati ingin selalu meraihnya.
            Dengarkan sekali lagi saat ia berbisik dan bertutur sapa, jika kakimu sedang melangkah maka seketika itu juga engkau akan berhenti, jika engkau tidur maka ia akan membelaimu dalam mimpi. Tutur katanya adalah sabda pendita Ratu yang terukir dari kecerdasan insan pilihan. Dan lembut bisikannya adalah doa.

Teruntuk Seorang Kekasih..^^

B
arangkali tiada ungkapan yang lebih tepat kuungkapkan kepadamu kecuali ungkapan terimakasihku kepadamu kekasihku. Terima kasih karena telah menempatkanku di relung hatimu. Betapapun aku sadar, bahwa Tuhan tidak memberikan wajah yang cantik dan indah kepadaku sebagaimana Tuhan telah memberikan wajah yg rupawan kepadamu. Tidak pula menganugerahiku kemuliaan, kehalusan budi-bahasa, kesucian jiwa, kepandaian dan kecerdasan seperti yang engkau miliki.
            Namun, dengan keluhuran dan kemuliaan hatimu engkau  tulus memberikan kasih dan cintamu kepadaku, betapapun engkau tahu bahwa aku tak mampu berikan apa-apa sebagaimana apa yang telah engkau berikan kepadaku, tak mampu memberi kebahagiaan hati sebagaimana kebahagiaan yang telah engkau berikan kepadaku tatkala aku berada disisimu.
            Terima kasih telah mengisi hari-hari dan kekosongan hatiku, menjadi begitu indah nan menawan, kau tebarkan aroma mawar dari mawar cintamu. Terima kasih atas kesejukan kasihmu, yang membuatku mampu memahami lebih dalam tentang makna hidup ini..
            Terima kasih telah membimbingku menapaki lorong kehidupan taman surgawi yang barangkali belum pernah kulalui sebelumnya. Betapapun hidup, berputarnya waktu dan usia adalah suatu keniscayaan namun kedewasaan adalah sebuah pilihan.

Jumat, 09 Desember 2011

blog ini saya buat sebagai lambang cinta kami..