Sabtu, 10 Desember 2011

Kekasih yang Karena Cintanya, Aku Menduakan Cintaku pada Tuhan

C
inta adalah jiwa misterius yang terus menghantui dan selalu bernyanyi bagi jiwa sepiku. Ia senandungkan kidung-kidung surgawi didepan altar Tuhan saat aku bersimpuh dengan jiwa lemahku.
                Kututup kedua telingaku dan kupejamkan mataku, bayangan tentang keindahan dan alunan lagu itu terus membayangi setiap gerak dan alunan nafasku bahkan hadir dalam setiap mimpi-mimpiku. Kucoba untuk berlari dan berteriak:
                “Tuhan adakah cinta adalah ketertawanan, jika cinta adalah ketertawanan, tawanlah aku dengan cinta-Mu hingga tak ada lagi yang mampu menawanku.
                “Tuhan, jika rindu adalah penderitaan yang tak berujung, jadikan aku dari ujung derita itu hingga kujadikan jalan menggapai rinduku pada-Mu.
                Dengan sisa asa yang ada kucoba untuk terus berlari hingga tak mampu lagi kulangkah kedua kakiku tersungkur diantara pasir gurun nan panas. Kucoba merintih pada Tuhan “berilah aku seteguk anggur dari anggur surgawimu”, “berilah aku setetes air dari oase kasihmu Tuhan”.
                Diantara bayang fatamorgana itu jiwa misterius terus membayangiku, dan berbisik lembut kepadaku, “akulah cinta yang kan membawa cintamu pada Tuhanmu, akulah kerinduan yang kan membawa rindumu pada Tuhanmu, teguklah setetes anggurku maka engkau akan meneguk secawan anggur surgawi Tuhanmu.” 

0 komentar: